Tiba-tiba pengen nulis di blog lagi. Gara-gara saya mulai kurang puas dengan platform microblogging (Facebook, twitter, Instagram) yang kurang leluasa untuk mengungkapkan suatu ide atau pikiran secara jelas, minim rawan salah paham dan salah fokus.
Bermula dari serunya main twitter yang membuat saya terbiasa mentok cuma nulis 160 karakter, sampai akhirnya twitter saya hapus karena saya jadi malas menulis panjang. Sejak itu sepertinya saya mulai malas menulis di blog. Atau ini alesan saja karena mungkin sudah terlalu malas? maafkan!
Ada satu hal lagi yang akhirnya membuat saya tergerak menulis lagi di blog lagi karena platform FB memaksa saya bertemu dengan hal-hal yang kurang nyaman. Saya merasa kesal setiap membaca postingan orang-orang di FB yang semakin random. Mau hapus pertemanan kok ya banyak banget yang random. Lama-lama lelah sendiri. Btw apa sih yang bikin random? banyak hal sih ya. Yaa orang-orang yang membahas isu-isu panas yang sekarang happening. Entahlah saya udah nggak nyaman dengan tulisan random, random maksud saya adalah tulisan yang tidak mengandung nilai apapun selain ujaran kebencian dan semacamnya.
Ada satu hal lagi yang akhirnya membuat saya tergerak menulis lagi di blog lagi karena platform FB memaksa saya bertemu dengan hal-hal yang kurang nyaman. Saya merasa kesal setiap membaca postingan orang-orang di FB yang semakin random. Mau hapus pertemanan kok ya banyak banget yang random. Lama-lama lelah sendiri. Btw apa sih yang bikin random? banyak hal sih ya. Yaa orang-orang yang membahas isu-isu panas yang sekarang happening. Entahlah saya udah nggak nyaman dengan tulisan random, random maksud saya adalah tulisan yang tidak mengandung nilai apapun selain ujaran kebencian dan semacamnya.
Jadi, ternyata saya terakhir nulis di akun ini tahun 2014. Yap! Hampir 2,5 tahun yang lalu!
Saya ngapain aja ya? Hahahahahaha. Ketika balik lagi ke blog ini dan baca-baca tulisan yang terdahulu saya ngerasa aneh. Apa yang terjadi dengan diri saya sekarang? apakah saya berubah? (emote bertanya dan toyor kepala sendiri)
2,5 tahun adalah waktu yang cukup panjang bagi saya untuk melewati banyak hal. Tahun 2014 saya ikut kelas pengembangan diri (lihat postingan terakhir saya di bulan Juli 2014). Kelas tersebut membahas tentang bagaimana bertindak efektif dan menjadi versi diri yang lebih baik. Jadi proaktif atau reaktif? Itu loh bukunya Stephen R. Covey yang 7 habits. Senior alumni organisasi, Mas Zab bikin kelas tersebut sampai 2 part untuk kami, kalangan mahasiswa yang sedang merintis masa depan ini. Setelah terlibat kegiatan tersebut (ohya saya yang menjadi penyelenggara dan pesertanya sekaligus), saya semakin craving pada hal-hal yang menyangkut pengembangan diri. Sebelumnya emang tertarik sih. Tapi nggak begitu minat sama kegiatan yang terlalu platonis, saya memilih kegiatan pengembangan karakter lewat organisasi pencinta alam yang lebih banyak geraknya daripada ngomongnya. Btw 7 habits-nya Stephen R. Covey bukan cuma kata-kata teori motivasi, tapi juga langsung ngarah ke pola perilaku sih. Jadi lebih ke gimana supaya kita bisa sukses ngerjain agenda kegiatan dan sebagainya.
Oke sampai di situ kemudian saya ikut kelas lain lagi. Iya bener, saya suka ikut kelas softskill di luar kuliah karena menurut saya itu penting banget untuk kehidupan saya di masa mendatang, hehe. Saya ikut kelas bisnis berbasis internet. Paling menarik adalah kelas yang membahas kepribadian berdasarkan 16 tipe personaliti-nya Myers Briggs. Dulu jaman jadi atlet sering dites kepribadian tapi nggak tahu hasilnya. Di kelas tersebut ketahuan kalo saya masuk dalam tipe personality ENFJ (Extraversion, iNtuition, Feeling and Judging). Apaan tuh? Cari tahu tipe personaliti kamu di sini ya!
Yang saya sadari setelah tes personaliti dan diarahkan guru saya waktu itu untuk merenunginya adalah.... saya orangnya suka terbawa mengalir dengan perasaan. Suka nggak objektif dalam menilai sesuatu gitu karena lebih mempertimbangkan emosi sendiri. Kelebihannya, saya orang yang mudah empati dan simpati. Yaa itu sisi baiknya, sisi buruknya saya baperan. Dari situ saya belajar untuk mengasah kapan harus memakai perasaan dan kapan memakai logika. Tepatnya saya paksa diri ini untuk memandang hal-hal lebih luas lagi dengan diiringi pertimbangan logika (thinking). Lalu Judging, saya orangnya gampang banget nge-judge sesuatu dan lagi-lagi nggak objektif, nggak bisa menahan diri untuk nggak langsung ngeluarin pendapat. Kelebihannya, saya adalah orang yang nggak ragu-ragu menyampaikan pendapat/ kritikan/ komentar.
Dari situ saya mulai membenahi diri dan belajar terus mengasah karakter karena saya ingin menjadi lebih baik. Yah minimal jadi lebih baik dari diri saya yang dulu lah.
Walhasil, setelah 2,5 tahun mendiamkan blog ini dan membaca tulisan saya terdahulu, saya merasa geli sendiri. Zaman masih sering bawa perasaan dan mudah banget mengungkapkannya di blog. Yaa itu tadi karena saya seorang feeler. Nggak masalah sih, cuma sekarang saya kok geli sendiri. Jadi mohon maaf kalo banyak tulisan saya yang hilang, karena beberapa sudah saya sembunyikan. Mengoreksi diri saya sendiri untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya bukan hal mudah. Namun sampai sekarang saya berusaha terus mengingat bahwa saya butuh berubah.
Btw, saya udah nulis banyak banget ya? Oke ini sebagai permulaan kembali. Next, saya akan posting tulisan-tulisan saya mengenai topik lain. Berharap tulisan saya nanti berguna ya. Oke, terimakasih telah membaca :)
No comments:
Post a Comment