Thursday 17 October 2013

Giliran Menyambangi Laut

Saya bukan orang yang ahli menceritakan dengan detail kejadian yang saya alami. Termasuk menuliskan catatan perjalanan ini. Yang saya bagi adalah hal-hal yang tidak penting bagi orang lain,, tapi sangat penting bagi saya. Hehe.

Setelah mendaki 5800 mdpl di Kilimanjaro, kemudian arung jeram di sungau arus deras, kini giliran laut menjadi titik konsentrasi saya. Orang lain menganggap bervakansi adalah ke tepi pantai, begitupun saya. Bukan sekedar vakansi dan refreshing, tapi menyeimbangkan badan. Supaya diri ini tidak hanya kenal bau gunung, sungai, tapi lengkap juga pulang ke laut. Bukankah begitu alur hidup sang air?

Saya....tidak bisa berhenti untuk percaya bahwa laut benar-benar simbol wanita. Kenapa begitu? karena pada kenyataannya laut adalah tempat pulang air dari gunung yang asalnya dari evaporasi laut juga kan? inilah makna vakansi bagi saya. Sebut saja saya naturalis. Karena saya melibatkan perasaan tertentu untuk mengartikan itu semua. Pantai, wanita, rumah, pulang.

Yang terbaru ini adalah satu dari sekian gugusan pulau di utara Pulau Jawa. Tidak sendirian, dikawal pulau yang lain, tapi dia spesial dengan sendirinya karena kami melibatkan perasaan kami dalam menempatkan pulau tersebut. Sambangan, Karimunjawa.

Menyelam yang terdalam 16 meter, menikmati simbol prestise kaum borju, Kerapu. Dahsyatnya adalah, lagi-lagi perjalanan laut ini hampir gratis. Kami datang bermodalkan suka-suka. Kerja keras lobi suatu perusahaan, jualan baju bekas, pokoknya jual diri beserta otak yanfGdipunya.

Inilah vakansi, tidak sekedar meliburkan diri, tapi juga merutinitaskan pada hal-hal yang menyenangkan. Kelak ini menjadi semangat kami untuk terus menuju ke dalam, lebih dalam lagi.

A bintang 1 terjalani, sabar menanti dan menabung untuk bintang 2 :)