Friday 30 December 2016

Mulai Sekarang, Ayo Naik Angkutan Umum!


Suatu hari saya pergi ke suatu tempat dan bertemu dengan temen SMA. Yang membuat dia noticed adalah; dalam waktu kurun 2 hari kami bertemu, tidak sengaja dalam keadaan saya pergi seorang diri. Trus dia nanya dong dengan siapa saya pergi, ya saya jawab kalo saya pergi sendiri karena emang butuh ke tempat itu sendiri kan. Dengan ekspresi kaget dan prihatin (lebay) dia nggak nyangka saya mau pergi sendiri sedangkan dia tahu saya nggak bisa naik motor. So why? Harus minta anter-anter gitu? Haha lucu aja kalo misal emang masih bisa ngelakuin sendiri kenapa harus minta tolong anter-anter? Hehe. Karena saya udah biasa menghadapi situasi seperti ini, saya cuma tertawa dan saya jawab seadanya.  Lha trus kenapa kalo saya pergi sendiri dan naik angkutan umum? Hahahaha. Perlu diketahui saja ya, saya melakukan ini dari saya kelas 1 SD kalo nggak salah. Waktu itu nenek saya sakit keras dan ibu harus bolak-balik rumah-rumah nenek sehingga saya biasanya ikut pulang ke rumah nenek by angkot yang lewat daerah rumah trus telpon di wartel minta tolong jemput. Jujur waktu kecil sempet merasa sedih kenapa ibu saya saya kok tega ngebiarin saya ngangkot dan jalan sendiri waktu itu? Tapi ibu saya nggak peduli, pokoknya saya harus berani. Ya saya  nikmatin aja, dengan pulang sekolah sendiri saya bisa jajan dan mampir-mampir hmmmmm. Tetapi saya harus makasih deh sekarang karena ibu udah encourage saya naik angkutan umum dari kecil.

Karena di rumah nggak ada yang bisa naik sepeda motor dengan benar :P, sampai dewasa saya beneran naik angkutan terus kemana-mana. Pernah belajar naik motor waktu SMP, waktu kuliah kecelakaan  motor dan semakin nggak dibolehin, makin males deh buat belajar lagi.

Kalo untuk saya pribadi lebih nyaman pergi jauh atau kemana-mana naik transportasi umum. Soalnya ngerasa lebih nyaman, bisa baca buku, dan bisa sambil tidur kalo memungkinkan. Memang bener sih ya, transportasi di Indonesia belum memadai dan teratur. Disitulah masalahnya kenapa banyak orang masih malas memakai trasportasi umum. Nggak cuma sarana transportasinya aja, tapi juga prasarana, kebijakan pemerintah, dan daya dukung masyarakat belum terbentuk bagus.
Berikut daftar alasan kenapa banyak orang biasanya malas naik transportasi umum: 

1.      Sarana transportasi umum yang kurang memadai
Masalah ini dimulai dari banyaknya angkutan publik rongsokan yang masih bebas berkeliaran di jalan, nggak Cuma nggak aman tetapi juga nggak aman. Belum lagi jam kedatangannya yang tidak jelas, sering ngetem dan menaikkan-menurunkan penumpang sembarangan. Nggak heran kalo banyak orang lebih memilih naik kendaraan pribadi ketimbang setiap hari kudu berjuang hanya untuk transportasi. Masalah ini sungguh nyata.
2.      Sarana transportasi umum yang belum terintegrasi sampai ke pelosok
Banyak daerah-daerah di Indonesia yang transportasi massalnya nggak menjangkau pelosok, sehingga seringkali masyarakat hidup terisolir karena masalah ini. Akhirnya pilihan jatuh pada kepemilikan sepeda motor. Atau mungkin kita yang tinggal di desa, sadly emang nggak ada pilihan buat pergi jauh tanpa sepeda motor.
3.      Pra sarana transportasi yang kurang memadai
Nah ini penting banget! tapi juga kayaknya masih PR banget buat pemerintah. Mobil pribadi dan motor semakin banyak tetapi pembangunan jalan raya lambat banget dan asal-asalan. Kita sering denger ya, jalan rusak berlobang, jembatan ambruk, proyek jalan tol yang lama banget nggak selesai. Lalu masalah trotoar, banyak orang malas naik bus/angkot karena kalo musti jalan kaki itu jarang banget ada trotoar yang tersedia. Bahaya banget kan ya jalan kaki di sisi jalan tanpa trotoar.

4.      Kemananan
Paling kesel kalo naik transportasi umum entah itu di bus, kereta atau angkot, dan barengan sama lawan jenis. Oke kalo nggak berdesakan sih nggak ada masalah. Tapi kalo berdesakan? Banyak banget berita tentang wanita yang dilecehkan di dalam angkutan umum. Sedih banget dengernya, lebih sedih lagi karena masih kurang aturan yang tegas soal hal ini. Terus keamanan barang bawaan kita, copet, penodong, dan lain-lain. Lalu satu lagi yang saya paling concern di dalam angkutan umum yaitu belum sigapnya aturan yang memihak penyandang disabilitas, ibu hamil dan orang lanjut usia. Dari bentuk fisik bus/ transportasi  itu sendiri yang nggak aman untuk mereka yang saya sebutkan tadi, SOP untuk bapak sopir dan petugas bus, dan aturan apa yang diperbolehkan dan tidak di dalam bus/angkutan umum lainnya.

5.      Peraturan pemerintah yang belum mendukung
Seandainya peraturan mengenai transportasi publik ini memadai, saya yakin kemacetan berkurang, angka kecelakaan berkurang dan Insya Allah ideal lah transportasi publik di Indonesia. Sayangnya masih kurang tuh. Jalanan raya di Indonesia khususnya Jawa masih amburadul, bahkan di tol yang harusnya bebas macet bisa jadi macet total (ingat Brexit pas lebaran?). Chaos sih karena berbagai jenis kendaraan turun ke jalan raya yang nggak lebar banget. Saya paling takut bonceng naik motor sebelahan dengan truk tronton, truk besar-besar, yang kadang jalannya lambat atau malah ngebut banget. Atau peraturan kecepatan bus, peraturan pengelolaan fasilitas publik yang lebih membumi. Entahlah saya sering bertanya-tanya kenapa  nggak ada aturan yang nyaman untuk berada di jalan raya? Padahal kan manusia butuh mobilitas?
Lalu soal peraturan khusus untuk penyandang disabilitas. Dalam peraturan pemerintah yang saya kepoin di internet, memang ada  peraturan transportasi umum untuk penyandang disabilitas. Namun menurut saya pada prakteknya peraturan tersebut sulit diakomodasi karena sanksinya juga tidak tegas dan jelas. Ada kejadian maskapai penerbangan yang pernah memberikan surat berisi ketidakbersediaan maskpai bertanggungjawab sepenuhnya apabila penyandang disabilitas tersebut menjadi penumpangnya. Sungguh diskriminatif. Belum lagi aturan jelas sarana pra sarana yang nggak mendukung penyandang disabilitas untuk hidup mandiri. Misal aturan-aturan yang ditulis dengan braile, trotoar dengan garis untuk penyandang disabilitas, dan lain-lain. Pernah dong saya dan seorang teman menelusuri garis trotoar untuk penyandang disabilitas yang ujungnya tenryata adalah pohon. Huhu kan jadi nabrak to ya!

6.      Daya dukung dan kemauan masyarakat yang masih kurang.
Semua hal yang nggak nyaman yang saya sebutkan sebelumnya membuat masyarakat enggan bepergian dengan transportasi umum. Namun menurut saya faktor ini justru yang paling penting. Bahkan pemerintah bikin peraturan yang suggest masyarakat untuk mendukung pemerintah dengan diperbolehkannya mengajukan saran ke instansi. Dukungan juga bisa dalam bentuk budaya untuk mengingatkan dan mengkritisi sopir bus atau pilot atau siapapun itulah yang membawa kita jadi penumpang. Saya sering banget pura-pura motret bapak-bapak yang nyetir sambil telpon, karena saya takut kalo ngingetin secara verbal trus dimaki-maki karena dia kan nggak boleh diajak ngomong soalnya lagi nyetir? Atau kemarin peristiwa pilot mabuk yang akhirnya penerbangan dibatalkan dan dirut maskapai mengundurkan diri karena merasa malu. Nah budaya malu inilah yang jarang ditunjukkan di lini moda transportasi lain. I think... saya apresiasi sikap dirut maskapai yang menunjukan rasa bertanggungjawabnya terhadap keamanan transportasi udara. Semoga sikap ini dicontoh sama perusahaan lain ya. Sikap bertanggungjawab!


Anyway, dari sekian banyak ketidakenakan yang saya sebutkan di atas, jangan jadi semakin beralasan berkendara umum ya. Kalo dipikir-pikir kan semua itu tergantung dengan faktor kita sebagai manusia ya. Kalo dimampu-mampuin bisalah naik angkutan umum hehe. Berikut daftar hal-hal positif yang akan kita dapatkan dengan berkendara umum:

1.      MENGURANGI KEMACETAN
2.      Meningkatkan daya juang menjalani kehidupan keras :P
3.      Melatih kepekaan terhadap apa yang terjadi di sekitar kita
4.      Hemat bahan bakar karena menggunakan moda transportasi umum yang bahan bakar ditanggung massal (CINTA BUMI)
5.      Hemat uang saku (wkwk)
6.      Bisa multitasking (tidur, baca, ngelamun juga bisa)
7.      Dengan memberdayakan transportasi umum,  kita juga berkontribusi kepada negara tercinta ini. Kalo kita memaksimalkan transportasi publik, maka akan mendorong kemajuan inovasi kebutuhan transportasi dan maju deh negara kita. Aamiin

Saya tahu betapa sulitnya menerapkan hal di atas dalam kehidupan sehari-hari, sedangakan kemampuan untuk mengakses kendaraan pribadi aja ada :P. beli mobil, motor udah gampang bangetlah. Entahlah nyicil, ngutang pokoknya sekarang gampang menjadi pemilik kendaraan pribadi. Apalagi pajaknya juga nggak mahal, trus ongkos parkir murah dan lahan parkir bisa sembarangan. Tetapi menurut saya sih cara berpikir demikian nggak selamanya sustainable. Insya Allah kalo semua orang begitu terus, kota besar bakalan tumbang. Dan kota yang nggak sehat begitu bikin manusianya nggak sehat dan happy. Tidak masalah punya kendaraan pribadi, tetapi tahu kapan harus menggunakannya dan kapan memakai transportasi publik. Bisa melakukan hal tersebut ada udah cukup. Dengan begitu kita dapat terus mendukung pemerintah yang terus melakukan improvisasi dan inovasi di bidang transportasi umum.

Jadi, mari sesekali naik transportasi umum atau jalan kaki aja kalo deket. Apapun yang keliatannya kecil, tetapi kita lakuin dengan dasar memikirkan keadaan jangka panjang bisa turut mendukung keadaan sekitar kita jadi lebih sustainable.

Oke sekian tulisan kali ini, terimakasih telah membaca sampai selesai, semoga  berguna ya!hihihi

No comments:

Post a Comment