Thursday 19 July 2012

Gunung Slamet, Erupsi gagah berani.

erupsi gagah berani



Setelah melewati diklat selama 1 bulan akhirnya saya, dan 6 orang calon atlet Kilimanjaro lainnya diberangkatkan simulasi ekspedisi. Dari jalur Kaliwadas kami memulai pendakian, jalurnya yang sangat hutan dan jarang dilewati pendaki lain. Bahkan pada buku tamu di basecamp, tahun ini kamilah tim pendaki yang ke-7 mendaki melewati jalur Kaliwadas. Menurut beberapa narasumber ini dikarenakan jalur Kaliwadas adalah jalur ilegal, karena terdapat banyak percabangan yang sering membuat tersesat pendaki. Beruntunglah kami yang sudah terbiasa navigasi darat, dan akrab dngan peta dan kompas. Pendakian kali ini untuk saya agak digital, kami berteman akrab dengan GPS. he-he

  Di sepanjang perjalanan yang paling menyebalkan adalah pertemuan saya dengan daun djancuk, sangat djancuk karena begitu bersentuhan dengannya kulit terasa panas dan gatal. Jadilah kami sepanjang jalan mengumpat kata djancuk akibat tersengat daun tersebut. Namun sebenarnya, dibalik ini semua maksud kami adalah supaya perndakian kami tidak mati gaya, menyebut tanaman demikian murni kami hanya ingin bercanda. Perjalanan 5 hari dan 4 kali camp di hutan gunung Slamet adalah seru. Seru karena setiap malam kami dipeluk suhu 18 derajat celsius.
Gunung Slamet adalah gunung api aktif yang pertama saya daki, jika selama ini yang saya sering jumpai adalah medan pasar setan batuan menanjak, kali ini adalah medan pasir dan batuan labil. Sempat berkali-kali terjatuh namun akhirnya sampailah saya di puncak.
Terdapat kejadian alam yang langka kami jumpai, pada tanggal 17 juli kedatangan kami di puncak di sambut oleh erupsi gunung Slamet. Bergegas,  kami langsung mengabadikan momen tersebut, erupsi yang diikuti dengan hujan abu yang tipis yang seakan memberi tahu kami, keberadaannya. 


Gunung Slamet adalah gunung api yang tergolong masih aktif, masuk ke dalam tipe A dengan dapur yang tergolong rajin dan selalu beraroma. Terdapat kawah belerang di sana-sini yang menandakan  gunung ini  masih bergeliat, hadir dan mengalirkan cerita mistis dan magis. Adalah wajar jika kami sebagai pendaki memahami apa yang terjadi dan mencoba selalu menghargai nasihat-nasihat yang ada ketika berada di sana. Demi kebaikan bersama. Saya pun yakin cerita mistis dan mitos yang ada, adalah penjaga.


Sedikit kurang menyenangkan bagi kami karena ternyata perjalanan turun lebih lama dan tidak sesuai rencana. Naluri konservatif muncul dalam setiap langkah saya, jujur saya takut terjatuh. Karena tangan kanan terasa berat, panas dan kaku saya memutuskan jalan agak pelan. Dan ketika kami dalam perjalanan turun, gunung Slamet menggoda lagi, erupsinya seperti ingin mengantar kami pulang. Kali ini erupsi agak lebih pekat dan besar.
Gunung api selalu mempunyai keistimewaan sendiri, istimewanya alam menyindir saya. Bagi saya pada hari itulah pasir, batu menohok independensi. Terpaksa saya menggantungkan lengan di tangan Mas Irwan, Bang Jon dan Mas Ponco. 
2 jam menuruni puncak berkejaran dengan abu vulkanis akhirnya kami memutuskan camping. Perjalanan tidak mungkin dilanjutkan karena hari telah larut.

Keesokan harinya pendakian kami selesaikan dan finish di Guci. Sebelumnya kami sempat bingung karena terdapat banyak percabangan. Kami memastikan jalur dengan peta baru kemudian melanjutkan perjalanan. Bonus! Tim official yang baik hati memberi kami kesempatan untuk berendam di pemandian air panas dan menikmati padusan.
Di sela-sela bercerita saya mendapat informasi, sebagian pendaki gunung Slamet hampir selalu tidak tepat rencana. Entah karena tersesat, tidak menemukan jalur pendakian atau molor dari waktu yang ditentukan untuk pulang. Banyaknya percabangan sering mengecoh dan membingungkan. Saya sarankan, demi keselamatan anda yang suka mendaki, pertahankan selalu safety procedure dan jangan hanya modal nekat. Salam Lestari!























Saturday 7 July 2012

Afrika, maaf aku masih manja.

sekali lagi aku minta maaf kepada Afrika, Kilimanjaro khususnya. Aku masih manja. Aku masih suka mengeluh jika tidak kuat berlari. Aku masih ini-itu ribut sendiri.
Tapi Afrika, Kilimanjaro khususnya. Aku berjanji aku akan meningkatkan usahaku.
simulasi orientering yang kedua kemarin membuatku sadar, aku masih perlu banyak belajar untuk mengatasi diriku sendiri.
Rupanya memang ini proses menaklukan diriku sendiri, seribu kalimat kutipan tidak akan mempan bila aku sendiri yang menjadi penghalang.

Monday 2 July 2012

saya dan kamera.

bunga di tepi jalur pendakian gn. Merbabu

senja tertangkap di jendela kereta api

singkong rebus pagi ini

Minah hanya ingin pulang

 tertinggal di langit pagi
so many thoughts, Bapak? just forget it...







apa yang terjadi?